Setelah menghadiri pernikahan di Nusa Dua, sisa perjalanan gue dihabiskan dengan berwisata. Ditemanin oleh penduduk tidak asli dari Bali, M. K, gue sempat ngunjungi beberapa tempat makan yang asik.
Mulai dari Kopi Pot di Legian, perjalanan dimulai dengan teh hijau dan pisang goreng yang disirami dengan gula cair (atau madu yaks? yah tergantung kepercayaan situ saja). HEHEHE. Lucu banget nemuin tempat yang begitu nyaman di tengah keramaian toko-toko di Legian dan Pantai Kuta. Benar-benar suasana yang berbeda. Teh-nya yah laksana teh hijau lainnya dan pisang goreng-nya juga laksana pisang goreng lainnya, tapi suasana kebun dan keramahan pramusaji di Kopi Pot membuat gue betah duduk berlama-lamaan di sana.
Meninggalkan Kuta - Depansar, gue dan M. K menuju ke Ubud melihat toko-toko kerajinan. Dan karena gue adalah orang yang paling bloon dalam hal belanja, gue tidak membeli apa-apa, kecuali selembar peta Bali di Periplus (Bloon kan?). Lanjut ke Kintamani, mampir di petakan sawah. Menurut teman gue ini, tanaman padi di sawah ini gak pernah menguning, kalo mulai sedikit menguning akan dicabut dan diganti. Lucunya, sawah ini ada bukan untuk menghasilkan beras, tapi malah menjadi tempat wisata.
Sambil nikmati teh hangat yang penuh dengan racikan ramuan, gue mengangkat kaki (lengkap dengan loafersnya) dan menghirup segarnya udara di sawah dan wanginya teh ajaib gue. Istirahat gak lama, lalu jalan lagi mencari makan siang di daerah Ubud. Nama tempatnya lucu banget, Warung Nuri atau Nuri's Naughty Place (Did I get it right?). Gue pesan ribs lengkap dengan kentang goreng di tempat yang gak pernah sepi ini. Mantap abis!
Beberapa tempat lain yang sempat gue kunjungi adalah Tirtagangga, Kedonganan untuk menikmati hasil laut, GWK dan beberapa tempat di Denpasar. Kembali ke Pantai Kuta di sore hari itu, gue kembali merenung betapa beruntungnya gue dan sering kali gue gak sadar akan hal tersebut. Gue selalu mengakhir hari-hari gue sebelum tidur dengan mengingat kesiyalan yang terjadi, yang mana seharusnya gue mengingat hal-hal yang baik yang terjadi.
Jujur saja, begitu tiba di Jakarta, kepala gue berasa begitu ringan, kulit terlihat hitam keling lengkap dengan dot-dot merah bekas gigitan nyamuk di losmen Kuta (yang mana gue baru dasar kalo gue hubungkan dot-dot tersebut tampaknya akan menjadi pulau Bali .. ajaib bukan?), dan dengan rangsel, gue keluar dari pintu kedatangan bandara Soekarno Hatta dengan senyum lebar dan tertulis secara implisit di muka gue: gue berhasil nge-backpack loh! Yay!
Jujur saja, begitu tiba di Jakarta, kepala gue berasa begitu ringan, kulit terlihat hitam keling lengkap dengan dot-dot merah bekas gigitan nyamuk di losmen Kuta (yang mana gue baru dasar kalo gue hubungkan dot-dot tersebut tampaknya akan menjadi pulau Bali .. ajaib bukan?), dan dengan rangsel, gue keluar dari pintu kedatangan bandara Soekarno Hatta dengan senyum lebar dan tertulis secara implisit di muka gue: gue berhasil nge-backpack loh! Yay!
No comments:
Post a Comment