Don't it always seem to go that you don't know what you got till it's gone.
Joni Mitchell - Big Yellow Taxi
Belakangan ini saya mendapatkan satu pelajaran yang sungguh amat berharga dan jujur saja, menyakitkan. Saya diajarkan untuk menghargai sesuatu (atau seseorang). Karena jika tidak, ketika sesuatu itu hilang atau orang itu pergi, saya menemukan betapa hal atau orang tersebut sangat berharga. Yang terburuk, penyesalan itu rasanya pahit.
Joni Mitchell di lagu Big Yellow Taxi menyanyikan betapa manusia mensia-siakan alam. Kemudian lagu yang sama dinyanyikan kembali oleh Janet Jackson yang menyanyikan bagaimana penyesalan yang datang terlambat setelah sang kekasih pergi karena disia-siakan. Janet menyanyikan: "If I could turn back hands of time, make you fall in love with me again, so would you give me another chance to love?"
Miris memang penyesalan itu dan naasnya penyesalan itu selalu terjadi atau timbul di kemudian waktu. Tak heran waktu seringkali dibilang "jahat", bukan karena perbuatannya, tetapi karena sifat waktu yang tidak mungkin mundur. Setiap keputusan yang kita ambil detik ini menentukan nasib (atau kejadian-kejadian) hidup kita di waktu yang mendatang.
Semua hal, bisa jadi pekerjaan, pasangan hidup atau bahkan keluarga tidak akan selamanya menjadi milik kita. Semua itu mungkin saja akan lenyap atau pergi. Sungguh suatu yang buruk, jika penyesalan timbul dari "kehilangan" itu.
Saya tidak hanya menyesal, tetapi saya merasa sangat buruk karena saya mensia-siakan anugrah. Saya tidak menyukuri hari-hari di mana saya diperhatikan, saya dikasihi. I'm really sorry for being a horrible person, for not showing enough of appreciations that you deserve.
Joni Mitchell di lagu Big Yellow Taxi menyanyikan betapa manusia mensia-siakan alam. Kemudian lagu yang sama dinyanyikan kembali oleh Janet Jackson yang menyanyikan bagaimana penyesalan yang datang terlambat setelah sang kekasih pergi karena disia-siakan. Janet menyanyikan: "If I could turn back hands of time, make you fall in love with me again, so would you give me another chance to love?"
Miris memang penyesalan itu dan naasnya penyesalan itu selalu terjadi atau timbul di kemudian waktu. Tak heran waktu seringkali dibilang "jahat", bukan karena perbuatannya, tetapi karena sifat waktu yang tidak mungkin mundur. Setiap keputusan yang kita ambil detik ini menentukan nasib (atau kejadian-kejadian) hidup kita di waktu yang mendatang.
Semua hal, bisa jadi pekerjaan, pasangan hidup atau bahkan keluarga tidak akan selamanya menjadi milik kita. Semua itu mungkin saja akan lenyap atau pergi. Sungguh suatu yang buruk, jika penyesalan timbul dari "kehilangan" itu.
Saya tidak hanya menyesal, tetapi saya merasa sangat buruk karena saya mensia-siakan anugrah. Saya tidak menyukuri hari-hari di mana saya diperhatikan, saya dikasihi. I'm really sorry for being a horrible person, for not showing enough of appreciations that you deserve.
No comments:
Post a Comment