Memasuki hari kesepuluh dari tahun 2010 membuat gue sedikit sedih dan merasa tertinggal. Mungkin karena satu minggu pertama, gue hanya di rumah, sendirian dan sakit pula. Selama seminggu kemarin (dari hari Minggu minggu lalu), gue cuma sempat keluar rumah 2 kali. Kali yang pertama, untuk kunjungan ke dokter dan kali yang kedua untuk makan pagi (itu kemarin pagi).
Dan karena sakit ini juga, niat gue untuk benar-benar menyatakan secara tertulis resolusi gue gak pernah kejadian. Bukannya gue merasa sok penting yah?! Tapi benar aja, resolusi ditulis aja, sering kali gak kesampaian, apalagi kalau gak ditulis. Mungkin 2 hari aja sudah lupa.
Sekarang dengan tekuk leher yang masih kaku (kalo bisa membengkok serem juga yah), setelah mendengarkan musik Nial Djuliarso dan dengan tampilan yang nyari mirip monyet (setelah beberapa hari gak cukuran, ini bukan karena alasan kesehatan, tapi lebih ke memang malas saja), otak gue memutuskan untuk memercikan partikel-partikel listrik dan menuliskan resolusi di tahun yang masih baru ini.
Tentunya sebelum bikin resolusi, evaluasi terlebih dahulu. Tahun 2009 harus diakui adalah tahun yang baik. Yang mana sebenarnya menimbulkan sedikit paradoks, apa yang menentukan tahun itu baik? Apakah sedikitnya tantangan menentukan tahun itu baik? Yah, buat gue, tahun itu baik kalau apa yang menjadi resolusi gue di tahun 2009 itu banyak yang tercapai dan gue bisa melihat tahun ini dan dengan bangga bilang: itu adalah tahun yang efektif.
Gue sangat bersyukur untuk tahun 2009. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, gue berasa tahun 2009 itu jauh sangat mudah dan gue bersyukur untuk banyak hal, untuk pacar, untuk teman-teman baru, untuk dapat hadir dalam beberapa peristiwa penting sahabat-sahabat gue (pernikahan Adams, kelahiran anak kedua Cici, hadir di Festival Sinema Perancis, menyempatkan diri belajar di CCF, beberapa aktivitas keluar dengan teman-teman kantor, dan lain sebagainya).
Yah ada beberapa kesempatan di mana gue sempat mengalami yang namanya kesedihan. Ketika kakak gue di-diagnosa dengan penyakit yang mengerikan (tetapi bersyukur karena sekarang dia tampaknya sehat dan mampu beraktivitas dengan baik), politik kantor yang kejam selama beberapa kesempatan sempat mengecewakan juga (walau ajaibnya, semua dapat terselesaikan dengan baik sendirinya).
Pokoknya, pendeknya, tahun 2009 adalah tahun yang patut disyukuri. Sekarang, memasuki 10 hari pertama di tahun 2010, gue mempunyai beberapa resolusi, yang semoga dengan doa-doa teman, bisa kecapaian yah.
- Mengatur waktu, tahun 2010, mau belajar untuk mengatur penggunaan waktu yang lebih baik, mengusahakan untuk tidak pernah terlambat dalam janji (walau sebenarnya sia-sia saja, karena tampaknya adalah peraturan tidak tertulis untuk boleh terlambat selama 1 jam di Jakarta), mengatur waktu kerja, istirahat dan belajar
- Gue gak pernah menulis tentang buku yang gue baca. Mungkin ada baiknya, tahun 2010 menjadi tahun di mana gue mulai membaca buku secara rutin. Niatnya mungkin 20 buku untuk 1 tahun ini (atau 12 buku yah? HEHEHE)
- Menjadi lebih bijaksana dalam penggunaan uang.
Ada beberapa hal yang gue gak tulis, tapi gue simpan buat diri gue sendiri. Tapi semoga seiring waktu, bisa dibaca hasilnya di blog. HEHEHE. Oya, satu hal yang cukup menyedihkan buat gue, yang harus gue relakan adalah cuti dari CCF. Mungkin 3-6 bulan atau lebih. Yah, makin tertinggal, tapi gue merasa kalau ini sesuatu yang harus gue lakukan daripada nantinya malah menjadi sia-sia.
Belum basi untuk ngucapin "Selamat Tahun Baru 2010", kan? Semoga menjadi tahun yang baik yah!
No comments:
Post a Comment