Sudah beberapa pagi ini hujan melulu. Mengingat untuk mencapai ke kantor gue itu memerlukan perjuangan keras, cuaca pagi seperti itu sangat tidak mendukung. Belum lagi jika malam-nya harus lembur, jadi tidur itu benar-benar gak berasa. Seringkali gue berharap bisa menjadi mahluk yang gak perlu tidur.
Ngomong-ngomong soal lembur, akhir-akhir ini setiap kali gue pulang ke rumah, gue selalu menemukan rumah dalam keadaan kosong. Gue tinggal dengan kakak gue, yang mana malah pulang lebih malam daripada gue. Dan karena mbak gue, mbak Indah memutuskan untuk menjadi petani di kampungnya (yang mana bagus, gue selalu senang kalau ada orang yang memutuskan untuk kembali ke desa), tambahlah sepi tuh rumah.
Tiap hari minggu ini, gue pulang (kadang-kadang kakak gue bahkan lupa menyalakan lampu sebelum dia pergi) menemukan rumah dalam kondisi gelap gulita, harus bersih-bersihin rumah sebentar (yah, paling gak, bersihin kamar sendiri. HEHEHE), memastikan seragam buat kerja besok sudah tersedia, makan malam. Setelah itu, masuk kamar, nonton tv, menyalakan komputer dan ngecek email. Menjelang waktu tidur, cuci kaki - mulut, gosok gigi, berdoa dan tidur.
Yah, walaupun beberapa teman sempat berbaik hati, bersedia untuk bertukar kabar, namun menjalankan aktivitas berulang seperti ini sendirian sangat menjemukan dan buntut-buntutnya sangat berpontesial menciptakan rasa sepi.
Kesepian, menurut Hulme dalam bukunya "Creative Loneliness", adalah indikasi kebutuhan manusia untuk bersosialisasi atau berteman, sesuai dengan salah satu natur manusia itu sendiri. Hulme menambahkan seperti rasa lapar yang mendorong manusia untuk makan, rasa haus mendorong manusia untuk minum, kesepian mendorong manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain. Bayangkan kalau tidak ada rasa lapar, rasa haus dan dalam konteks post ini, rasa kesepian. Sungguh yah, kreatif banget pikiran si Hulme ini.
Yah, walaupun beberapa teman sempat berbaik hati, bersedia untuk bertukar kabar, namun menjalankan aktivitas berulang seperti ini sendirian sangat menjemukan dan buntut-buntutnya sangat berpontesial menciptakan rasa sepi.
Kesepian, menurut Hulme dalam bukunya "Creative Loneliness", adalah indikasi kebutuhan manusia untuk bersosialisasi atau berteman, sesuai dengan salah satu natur manusia itu sendiri. Hulme menambahkan seperti rasa lapar yang mendorong manusia untuk makan, rasa haus mendorong manusia untuk minum, kesepian mendorong manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain. Bayangkan kalau tidak ada rasa lapar, rasa haus dan dalam konteks post ini, rasa kesepian. Sungguh yah, kreatif banget pikiran si Hulme ini.
Gue suka berpikir kalau kesepian juga bentuk bukti manusia butuh dianggap penting, (baca: dihargai, diperhatikan) apapun profesi, tingkat sosial, ataupun umurnya. Kalau istilah modern sekarang: perlu eksis. Dan mungkin saja, situs-situs seperti facebook dan twitter mencoba untuk mewadahi kebutuhan ini. (Gue ngaku kalau gue punya account di kedua situs ini).
Belajar dari Hulme yang bijak, didukung oleh situs-situs pertemanan, kita (baca: gue) gak perlu takut terhadap kesepian. Bahkan ketika rasa gengsi untuk memulai percakapan dengan teman-teman lama (atau baru) menyerang, ingatlah petuah bijaksana: "Lebih baik memberi daripada menerima", yang mana intinya kalo butuh teman obrol, jangan malu-malu duluan bilang HELLO (mulai gak nyambung yaks?).
Eniwei, kalau ada yang bertanya-tanya apa sih coffeetalk (sebagaimana gue melabel post ini)? Seperti salah satu segmen di SNL, coffeetalk adalah percakapan gak penting yang gak perlu disimpulkan. Seperti mengirimkan signal ke luar angkasa tanpa koordinasi tertentu, gue mengepost pikiran-pikiran gue tanpa berharap mendapatkan jawaban. HALAH! HEHEHE.
Selamat pagi dan selamat berakhir pekan!
No comments:
Post a Comment