Okay, salah satu hal yang mengerikan mengenai gue adalah gue suka banget dengan The Gilmore Girls. HAHAHA. Mengapa mengerikan? Karena mungkin gue sudah nonton serial ini bolak-balik dari season pertama hingga season ketujuh untuk beberapa kali. Yap, ini benar-benar terjadi!
Gak tahu kenapa, tetapi gue selalu merasa bahagia dan (anehnya) gak pernah bosan dengan serial ini, walau nonton berulang-ulang. Pertama kali nonton The Gilmore Girls waktu iseng-iseng nyalain TV dan setelah mencobai semua saluran TV hanya saluran yang mutarin salah satu episode Gilmore Girls yang tidak membuat alis gue berkenyit.
Sejak itu, gue berburu DVD Gilmore Girls dan mulai mengikuti dari episode pertama season pertama hingga season ketujuh. Bagaimana mungkin gue gak menyukai serial yang merujuk kepada Gwen Stefani, Jessica Simpson, Bono, Annie Leibovitz, Eisenhower dan Jimmy Carter dalam satu episode.
Gilmore Girls bercerita tentang hubungan yang unik antara ibu dan anak dengan nama yang sama, Lorelai. Sang ibu, Lorelai hamil waktu dia masih di sekolah, ketika dia berusia 16 tahun. Meninggalkan keluarganya yang kaya, Lorelai tinggal di sebuah kota di area Connecticut, Star Hallows (kota ini adalah fiksi). Bersama dengan anaknya, yang lebih dikenal dengan nama Rory, Lorelai bekerja sebagai manager sebuah penginapan.
Baik Lorelai dan Rory memiliki beberapa kesukaan seperti gue. Mereka menyukai kopi, pesan-antar dan makan dengan menonton video (how me!), membaca budaya popular (yes, I'm addicted to socialitelife.com), menggunakan bahasa Perancis dengan sembarang dan salah (very very me!).
Sayangnya, the Gilmore Girls sejak akhir tahun 2007, tidak diproduksi lagi. The Gilmore Girls berakhir dengan 7 seasons. Anehnya juga, Gilmore Girls tidak pernah mendapatkan nominasi Emmy atau Globes untuk kategori akting, yang mana adalah kesalahan besar.
Serial ini terkenal dengan rujukan-rujukan budaya popular dan politiknya. Setiap season DVD disertai dengan booklet kecil yang menjelaskan rujukan-rujukan tersebut.
No comments:
Post a Comment