petualangan di bali, bagian satu

Akhirnya, setelah 1 minggu sejak gue pulang dari Bali, gue baru memulai menuangkan pengalaman berpetualang di Bali dengan kata-kata. HEHEHE. Yah, mungkin karena kesibukan mengisi formulir 1770 atau kebetulan ada kegiatan penting di kantor yang berakhir kemarin. Tapi gak apa-apa, setelah sekian lama, akhirnya gue bisa nge-update blog gue! Yay!

Acara jalan-jalan ke Bali kemarin tujuan utamanya adalah nge-hadiri acara nikahan teman gue di Nusa Dua. Tapi karena sebelum berangkat, gue berasa mumet dan perlu penyegaran jiwa, gue sekalian menjadikan kesempatan ini kesempatan buat bersantai dan bersenang-senang.

WAITING FOR THE ORANGE SKY
Gak pernah mudah kalo diminta untuk cerita kejadian yang sudah lewat seminggu. Tapi hal pertama yang gue ingat adalah warna kuning keemasan dari langit di Pantai Kuta pada hari terakhir menjelang kembalinya gue ke Jakarta. Liburan yang menyenangkan selama 4 hari itu akan segera berakhir.



Oyah, ada beberapa orang yang harus gue sebut dan sampaikan ucapan terima kasih gue, yang tanpa mereka, acara jalan-jalan gue ke Bali gak akan pernah menjadi kenyataan. Pertama-tama, the Adams, yang menjadi alasan utama gue ke Bali, tanpa undangan pernikahan ini, gak mungkin juga gue datang ke Bali di tengah-tengah bulan Maret. Terus untuk Cici dan Tasha, karena menjadi teman "separuh-perjalanan" yang menyenangkan. Untuk Little Missy, Nona Lian, Emmy, Tante Netty (I hope I got her name right) dan Ari, makasih untuk kegilaan-kegilaan tanpa akhir itu. HEHEHE.

Yang pasti, teruntuk Monsieur K, yang baik hati untuk menemani gue selama 2 hari, makasih yah! Ngomong-ngomong, beliau ini sangat luar biasa pengetahuannya akan pulau Bali dan beliau juga sangat nekat menjadikan gue sebagai pembaca peta untuk beberapa perjalanan jauh (Yah, gimana gak nekat, gue yang dulu waktu ujian peta buta selalu dapat NOL dan di Pluit aja *NB: tempat tinggal gue* bisa nyasar). HEHEHE.

J'AI ARRIVÉ À BALI
Tepat tanggal 19 Maret 2009, pukul malam banget (gak ingat, soalnya gak bawa jam, pokoknya matahari sudah tidak dapat ditemukan) gue tiba di bandara Ngurah Rai, Bali. Celingak-celinguk keluar dari bandara, gue mencari taksi dan memutuskan untuk inap di Pantai Kuta dan bukan di Legian, mengikuti beberapa teman gue. Alasan gue nginap semalam di Kuta karena gue harus jemput beberapa teman di bandara besok pagi.



Sewaktu gue bilang, gue akan keliling Bali dan membawa backpack, orang selalu akan merespon dengan ketawa kecil yang dipenuhi oleh rasa tidak percaya. Yah yah, gue dulu sempat bilang mau berpetualang ala backpacker ke Jogjakarta, tapi gagal, karena buntutnya gue inap di hotel berbintang dan pulang dengan pesawat. Tapi itu lain cerita, lain waktu dan kali ini, harus beda! Gue akan ber-backpack ria.

NUSA LEMBONGAN
Pagi, tanggal 20 Maret 2009, ketemu CICI dan Natasha di bandara. Setelah cipika-cipiki dan berfoto-foto norak-norak kreatif ala turis (Gimana gak kreatif? Di bandara aja bisa loh berfoto-foto), kami baru berdiskusi mau ngapain dan ke mana. Kami memutuskan ke Nusa Lembongan!

Berangkat dari Pantai Sanur dengan kapal publik dengan bayaran per-orangnya 80.000 rupiahs. Setelah 90 menit diaduk-aduk di dalam kapal, tibalah di Nusa Lembongan. Cici dengan muka-nya yang pucat-pucat ceria (sangat kontradiktif bukan?), Tasha dengan semangat dan gue masih muka ngantuk mencari tempat inap dan pilihannya jatuh ke Bungalow nomor 7 (Kenapa gak nomor 5 yah? Biar kayak parfum).



Tempat inapnya murah-murah asik. Menghadap langsung ke tepi laut, untuk kamar 3 orang, cuma ditagih 150.000 rupiahs. Di Nusa Lembongan sendiri, aktivitas yang bisa dilakukan itu banyak, tapi mengingat gue cuma 1 malam di sana, jadi agak-agak terbatas. Gue gak sempat snorkling. Hiks. Tapi gue sempat mempraktikan salah satu keahlian gue yang nyaris hilang, yaitu NAIK MOTOR!

Iya benar, gue bisa naik motor dan sekarang gue bisa dengan bangga bilang, "kemampuan gue naik motor sudah dibuktikan, tidak lagi teori!" Yah walau pertama kali pas mau nyewa motor -matik (Nah, yang ini kudu nawar nih, gue dapat 50.000 rupiahs per-hari, yang mana menurut orang-orang itu lumayan mahal), pertanyaan pertama gue adalah: "gimana cara ganti gigi-nya?" Jadilah abang penyewa motor-nya makin was-was dan pernyataan kalo gue tahu teori naek motor dengan baik dan benar itu sulit dipercaya.



Tapi dia tetap nekat membiarkan gue menyewa motor dan berpesan kalau gak ada asuransinya. *huf, that faithless guy!* Keliling Lembongan dengan motor emang mantap banget. Dalam waktu sekitar 3 jam-an, gue berhasil ngunjungi beberapa pantai. Menjelang malam dan dalam keramaian keroncongan perut, Mealhouse menjadi tempat nongkrong yang asik. Sambil nge-gosipin beberapa penduduk kantor, gue, Cici dan Tasha makan malam secara murah meriah di sana. Setelah makan malam, balik ke Bungalow nomor 7 dan duduk di tepi pantai dan makan pisang goreng.



Gak tau kenapa, gue berasa begitu tenang duduk di tepi pantai, walau sempat sms-sms-an dengan beberapa teman di Jakarta, tapi gue berasa begitu jauh dengan keramaian. Bunyi desiran ombak dan lagu Bob Marley - Is This Love berkumandang berulang-ulang di kepala gue.

SOUNDTRACK
Ngomong-ngomong soal lagu, gue sempat bikin daftar lagu-lagu yang terus berkumandang di iPod gue selama perjalanan beberapa hari ke Bali kemarin.
  1. Soak Up The Sun - Shirley Crow
  2. Rock the Boat - Aaliyah: Benaran aja lagu ini berkumandang pas gue lagi bergoyang di atas kapal menuju Lembongan.
  3. Pure Shores - All Saints
  4. Dancing Queen - Meryl Streep
  5. Is This Love - Bob Marley feat. The Walrus
  6. Ever So Lonely/Eyes/Ocean - Sheila Chandra
  7. Like Someone in Love - Balawan
  8. Silence - Stephen Elcher
  9. Never Can Say Good Bye - Jackson 5
  10. If I Ain't Got You - Alicia Keys: this song reminds me of my best friend, Yuska, who constantly worried about me taking this trip and whether I was having on the trip.
BACK TO THE MAIN ISLAND
Secinta-cintanya gue dengan Lembongan, gue harus balik ke Bali dan ingat akan tujuan utama gue ke pulau Bali, yaitu menghadiri pernikahan The Adams. Berlokasi di Nusa Dua, baik pengantin wanita maupun pengantin pria kelihatan begitu ciamik (begitu pula para tetamu, termasuk gue dong!). Janji sehidup-semati diucapin, di-tanda-tangani dan disaksikan oleh gue dan sekitar 20-an tamu lainnya.



Gue sempat terharu, terutama waktu ibu dari pengantin wanita menangis. Pas resepsi pernikahan di Kedai Kuning, ketika orang-orang memberikan pidato mengenai pasangan ini, gue sesaat sadar kalau gue akan berpisah dengan teman gue, IDA (sang penganti wanita ding) dan gue sempat sedih.

Dan lalu, makanan dihidangkan, mood gue membaik kembali (emang bawaan rakus susah ya? Tapi benaran, makanan yang dihidangkan emang uenak beuner!). Oya, sekalian mau ucapain sekali lagi selamat buat the Adams. I'm truly glad that you guys made it. Mrs. Adams, you have no idea how much I will miss our lunch break together. Gossiping will never be as hot as you were around. Hiks. Anyway, I hope to see you soon. Take care.

No comments:

Post a Comment